Rabu, 23 Januari 2013

Lembaga-Lembaga Internasional Dan Peran Indonesia Dalam Kerja Sama Internasional

Lembaga-Lembaga Internasional Dan Peran Indonesia Dalam Kerja Sama Internasional

 


Berdasarkan jumlah Negara yang menjalin kerja sama, bentuk kerja sama dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

    Kerja sama bilateral, yaitu kerja sama antara dua Negara berdasarkan perjanjian-perjanjian tertentu. Contoh : kerja sama di bidang perdagangan antara Negara Indonesia-Jepang, Indonesia-Singapura, dan lainnya.
    Kerja sama multilateral, yaitu kerja sama antara Negara-negara di dunia berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama. Kerja sama multiteral terbagi menjadi dua, yaitu kerja sama regional dan kerja sama internasional.
    kerja sama regional, yaitu kerja sama beberapa Negara yang berada di dalam satu kawasan atau wilayah. Contoh : Associan of Southeast Asian Nations (ASEAN), European Uniln (UE), dan sejenisnya.
    Kerja sama internasional, yaitu kerja sama beberapa Negara tanpa melihat jumlah peserta dan tidak terbatas pada wilayah Negara anggota. Kerja sama internasional meliputi beberapa bidang ekonomi,social, budaya, dan pertahanan. Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non-Blok (GNB), Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC), dan sejenisnya.


    Perkembangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Peran Indonesia dalam PBB


Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau UN (United Nations) adalah suatau lembaga internasional yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat internasional untuk memelihara keamanan dan perdamaina di seluruh dunia.

    Latar Belakang Terbentuknya PBB


Upaya untuk menciptakan perdamaian dan  mencegah timbulnya perang yang baru sudah berulang kali diperjuangkan oleh para tokoh perdamaian dunia. Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada saat itu cukup berpedan aktif dalam meredakan ketegangan dunia dan menciptakan perdamaian.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selanjutnya, pada tanggal 4-11 Februari 1945, Franklin Delano Roosevelt, Winston Churchill, dan  Stalin menyelenggarakan konferensi di Yalta, Semenanjung Krim.
          

    Asas, Tujuan, dan Keanggotaan PBB


Asas PBB

    Semua anggota memilki persamaan derajat dan kedaulatan.
    Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama selaku anggota.
    PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam Negara anggota.
    Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai dengan ketentuan Piagam PBB.
    Setiap anggota akan menyelesaikan sengketa memlalui cara yang tidak membahayakan perdamaian dunia.


Tujuan PBB:

    Memelihara perdamaian dan keamanan Internasional.
    Mengusahakan pelaksanaan hak asasi manusia di segala bidang.
    Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan menegah timbulnya peperangan.
    Melaksanakan tindakan bersama terhadap Negara yang membahayakan perdamaian dunia.
    Mewujudkan kerja sama internasional dalam memecahkan persoalan-persoalan ekonomi, social, kebudayaan, dan kemanusiaan.
    Memajukan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asa-asas persamaan derajat, hak untuk menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri Negara lan.


Keanggotaan PBB:

1.      Anggota asli, yaitu 50 negara yang ikut serta dalam penandatangan Piagam Perdamaian di San Fransisco, Amerika Serikat pada tanggal 26 Juni 1945.
2.      Anggota tambahan, yaitu Negara-negara yang diterima sebagai anggota PBB dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, serta disetujui oleh Majelis Umum PBB

Syarat keanggotaan PBB:

    Negara merdeka.
    Negara yang mencintai perdamaian.
    Negara yang sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota PBB.
    Mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.


3.      Peran PBB Untuk Indonesia

    Penyelesaian Sengketa Indonesia-Belanda
    Penyelesaian Sengketa Irian Barat
    Pemberian Bantuan Di Bidang Ekonomi Dan Sosial


    Peran Indoensia Dalam PBB


    Memimpin Sidang Majelis Umum PBB
    Menugaskan Pasukan Garuda


    Perkembangan Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan Peran Indonesia Dalam KAA


1.      Latar Belakang Terbentuknya KAA

    Berdasarkan letak Geografisnya, Negara-negara di benua Asia dan Afrika merupakan Negara bertetangga yang memiliki sifat-sifat sama berdasarkan lingkungannya.
    Memiliki kedekatan atau rasa persaudaraan yang kuat karena dihubungkan oleh factor keturunan, agama, dan latar belakang sejarah.
    Memiliki persamaan nasib sebagai bangsa yang pernah dijajah oleh bangsa Eropa
    Menghadapi berbagai masalah pasca-kemerdekaan yang perlu diatasi secara bersama seperti masalah ekonomi, social, perndidikan, kebudayaan, dan pembangunan.


2. Tujuan KAA

    Meningkatkan kerja sama, persahabatan, serta hubungan antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
    Meningakatkan kerja sama dalam lapangan social, ekonomi, dan kebudayaan antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika
    Memecahkan Persoalan penting bagi bangsa-bangsa Asia –Afrika secara bersama-sama , seperti menjamin kedaulatanserta melenyapkan diskriminasi ras dan penjajahan.
    Memperbesar peranan Asia-Afrika dalam dunia global seperti sekarang dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia.


2.      Persiapan KAA

Konferensi Asia-Afrika diharapkan melahirkan suatu kekuatan baru guna mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapkan oleh bangsa-bangsa Asia Dan Afrika.

3.      Pengaruh KAA

1.              Berkurangnya ketegangan dan peperangan yang bersumber dari persengketaan masalah Taiwan antara RRC dengan Amerika Serikat
2.              Mulai diikutinya politik bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka yang tidak bersedia masuk Blok Uni Soviet maupun Blok Amerika Serikat
3.              Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimilikinya
4.              Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung oleh Negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan ketegangan dunia
5.              Menguatnya perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam upaya mencapai kemerdekaanya, sehingga lebih banyak Negara-negara Asia dan Afrika yang mencapai kemerdekaan sesudah tahun 1955 jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika
6.              Menguatnya semangat kerja sama dan persahabatan di kalangan Negara-negara dan bangsa-bangsa Asia-Afrika
7.              Bangkitnya semangat kebebasan dan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa yang belum memperoleh kemerdekaan.
8.              Menguatnya dukungan atas perjuangan untuk mengembalikan wilayah Irian Barat yang dikuasai oleh penjajah Belanda kepada Indonesia.
9.              Mulai dilepaskannya daerah jajahan di Asia-Afrika yang dikuasai oleh Negara penjajah.
10.          Mulai dihapuskannya praktik-paraktik politik diskriminasi ras oleh Negara-negara maju.

    Perkembangan Gerakan Non-Blok (GNB) dan Perna Indonesia dalam GNB


1.      Tujuan dan Landasan GNB

    Meredakan ketegangan atau ancaman perang dengan cara menghindari perkitaian bersenjata yang dilakukan antara Blok Barat dan Timur untuk menuju perdamaian dan keamanan dunia
    Berusaha memajukan pembangunan ekonomi, social, budaya, dan politik agar tidak tertinggal dari Negara-negara maju


2.      Pelaksanaan konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB

KTT Gerakan Non-Blok I menghasilkan keputusan bersama atau yang lebih dikenal dengan nama “Deklarasi Beograd”.

    Menghentikan perang dingin antara Blok Barat dan Timur agar tercipta Susana damai
    Menghimbau Amerika Serikat dan Uni Soviet agar berdamai dan mengakhiri perang dingin


    Peran Indonesia dalam GNB


Peran Indonesai dalam Gerakan Non-Blok memiliki arti sangat penting, yaitu terbukti dari berperannya Indonesia dalam pertemuan Lima tokoh atau negarawan pada bulan september 1961 ketika menghindari pembukaan siding umum PBB di New York (Amerika Serikat).

    Organization of Petrolum Exporting Countries (OPEC)


OPEC (Organization of Petrolum Exporting Countries) adalh suatu lembaga internasional yang didirikan oleh beberapa Negara pengekspor minyak bumi.

    Organisasi Konferensi Islam (OKI)


Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh beberapa Negara islam atau negara yang mayoritas pernduduknya beragama Islam.

    Partisipasi Lembaga-Lembaga Regional dalam Kerja Sama Internasional


Tujuan APEC:

1.      Meletakkan kerangka kerja untuk anggotanya dan menentukan kebijakan-kebijakan untuk kepentingan anggota di masa mendatang.
2.      Menentukan metode yang praktis guna mengurangi biaya transaksi dalam arus barang dan pelayanan di kawasan Asia Pasifik
3.      Membangun kerja sama ekonomi melalui perdagangan bebas di antara beberapa Negara anggotanya/

Tujuan ASEAN

    Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan social, dan perkembangan kebudayaan melalui usaha bersama bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara
    Meningkatkan perdamian dan stabilitas regional dengan cara saling menghormati tata tartib hokum masing-masing Negara dalam hubungan antarnegara di kawasan Aisa Tenggara.
    Meningkatakan kerja sama secara aktif dan saling membantu untuk kepentingan bersama di bidang ekonomi, social, teknologi, dan politik
    Menyelenggarakan usaha-usaha bersama yang lebih efektif untuk mencapai hasil yang leih baik dalam industri pertanian, transportasi, dan komunikasi
    Mendirikan industri dan memperluas perdagangan termasuk perdagangan internasional
    Memelihara kerja sama dengan organisasi regional dan internasional lainnya.
    Meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan lembaga internasional dan regional lainnya yang memiliki tujuan sama.